:: PSIKOLOGI CINTA ::
Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari manusia, sudah lama tertarik dengan
konsep cinta. Hanya saja masalahnya, sebagai sebuah konsep… cinta sedemikian
abstraknya sehingga sulit untuk didekati secara ilmiah. Dalam tulisan ini
dipilih teori seorang psikolog, Robert Sternberg. Yang telah berusaha untuk
menjabarkan cinta dalam konteks hubungan antara dua orang.
Menurut Sternberg, cinta adalah sebuah kisah, kisah yang ditulis oleh setiap orang. Kisah tersebut merefleksikan kepribadian, minat dan perasaan seseorang terhadap suatu hubungan. Ada kisah tentang perang memperebutkan kekuasaan, misteri, permainan, dsb. Kisah pada setiap orang berasal dari “skenario” yang sudah dikenalnya, apakah dari orang tua, pengalaman, cerita, dsb. Kisah ini biasanya mempengaruhi orang bagaimana ia bersikap dan bertindak dalam sebuah hubungan.
Sternberg terkenal dengan teorinya tentang “Segitiga Cinta” (bukan cinta
segitiga lho…!). Segitiga cinta itu mengandung komponen : (1). Keintiman
(Intimacy), (2). Gairah (Passion) dan (3). Komitmen.
Keintiman adalah elemen emosi, yang didalamnya terdapat kehangatan,
kepercayaan (trust), dan keinginan untuk membina hubungan. Ciri-cirinya antara
lain seseorang akan merasa dekat dengan seseorang, senang bercakap-cakap
dengannya sampai waktu yang lama, merasa rindu bila lama tidak bertemu. Gairah
adalah elemen motivasional yang didasari oleh dorongan dari dalam diri yang
bersifat seksual. Komitmen adalah elemen kognitif, berupa keputusan untuk
secara sinambung dan tetap menjalankan suatu kehidupan bersama.
Menurut Sternberg, setiap komponen itu pada tiap-tiap orang berbeda
derajatnya. Ada yang hanya tinggi di gairah, tapi rendah pada komitmen.
Sedangkan cinta yang ideal adalah apabila ketiga komitmen itu berada dalam
proporsi yang sesuai pada suatu waktu tertentu. Misalnya pada tahap awal
hubungan, yang paling besar adalah komponen keintiman. Setelah keintiman
berlanjut pada gairah yang lebih besar (dalam beberapa budaya) harus disertai
dengan komitmen yang lebih besar, misalnya melalui perkawinan.
Seperti telah diuraikan sebelumnya, pada hubungn cinta seseorang sangat
ditentukan oleh pengalamannya sendiri mulai dari masa kanak-kanak. Bagaimana
orang tuanya saling mengekspresikan perasaan cinta mereka (atau malah
bertengkar melulu..). Hubungan awal denga n teman-teman dekat, kisah-kisah
romantis sampai yang horor, dsb. akan membekas dan mempengaruhi seseorang dalam
berhubungan. Karenanya setiap orang disarankan untuk menyadari kisah cinta yang
ditulis untuk dirinya sendiri.
Memang teori Sternberg tentang cinta ini belumlah lengkap dan memuaskan
semua orang misalnya bagaimana teori ini dapat menjelaskan cinta ibu terhadap
anak-anaknya?
Atau bagaimana cinta dapat dipertentangkan dengan perang dan kebencian?
Hanya saja, sebagai sebuah deskripsi ilmiah terhadap fenomena cinta, teori ini dapat dikatakan cukup membantu dalam memetakan pola-pola hubungan cinta antar individu.
Atau bagaimana cinta dapat dipertentangkan dengan perang dan kebencian?
Hanya saja, sebagai sebuah deskripsi ilmiah terhadap fenomena cinta, teori ini dapat dikatakan cukup membantu dalam memetakan pola-pola hubungan cinta antar individu.
DIarsipkan di bawah: Romantika Kehidupan
0 komentar:
Post a Comment