Secara
sederhana, asertif adalah suatu ciri kepribadian interpersonal di mana orang
yang memilikinya mampu menyatakan pendapatnya, idenya, kekritisannya,
perasaannya dengan cara-cara yang tidak menyakiti hati orang lain. Untuk lebih
jelasnya, berikut ini disajikan perbedaan antara perilaku yang agresif, asertif
dan non asertif.
Agresi
berarti Anda :
1.
Mempertahankan
hak Anda sendiri sehingga melanggar hak-hak orang lain.
2.
Mengabaikan
dan menolak kepercayaan, opini, perasaan, keinginan, emosi, sikap, data,
informasi atau keterlibatan dari orang lain.
3.
Mengekspresikan
atau menuntut perhatian terhadap pendapat, kebutuhan atau perasaan Anda dengan
cara yang tidak tepat.
1.
Mempertahankan
hak sendiri akan tetapi tidak sampai mengabaikan atau mengancam hak orang lain.
2.
Melibatkan
perasaan dan kepercayaan orang lain sebagai bagian dari interaksi dengan
mereka.
3.
Mengekspresikan
perasaan dan kepercayaan sendiri dengan cara yang terbuka, langsung, jujur dan
tepat.
Non asertif
berarti Anda :
1.
Mengabaikan
hak diri sendiri, gagal untuk mempertahankan diri sendiri, dan membiarkan orang
lain mengabaikan hak diri sendiri.
2.
Memaafkan
atau `memadamkan` ide, perasaan, sikap, kepercayaan atau informasi diri
sendiri.
3.
Menghindar
dari pengekspresian perasaan atau kebutuhan diri sendiri pada situasi di mana
Anda justru diharapkan untuk itu.
Asertif yang efektif
melibatkan apa yang disebut sebagai ‘I messages’ yaitu Anda sendirilah
yang harus bertanggung jawab terhadap perasaan Anda – Anda menyatakan reaksi
Anda daripada apa yang dilakukan orang lain. Misalnya: daripada berkata,
‘Berani sekali Anda memotong pembicaraan saya...’, seorang yang asertif akan
berkata, ‘Saya merasa terganggu bila Anda memotong pembicaraan saya...’
Konsekuensi positif:
1.
Membuat
Anda lebih mudah memberi dan menerima pujian. Hak Anda dihargai karena Anda
juga menghargai hak orang lain.
2.
Dapat
menghindarkan diri dari orang yang menginginkan pertolongan yang tidak masuk
akal dari Anda.
3.
Dapat
mengatasi gangguan yang kecil dan mencegahnya untuk menjadi konflik.
4.
Menjadi
seseorang yang independen yang berperan dalam perasan, waktu dan akal Anda
sendiri.
5.
Menjadi
diri sendiri, percaya dalam menghadapi orang lain.
Konsekuensi negatif:
1.
Kehidupan
seseorang yang asertif tidak selalu berjalan mulus.
2.
Seringkali
dipandang sebagai orang yang kasar atau kurang sopan.
3.
Bagaimana
kita menyuarakan pendapat kita dapat dianggap mendorong orang lain untuk
melakukan sesuatu
0 komentar:
Post a Comment